Mojokerto – Majelis Dzikir dan Sholawat (MDS) Rijalul Ansor Jawa Timur sukses menggelar Rapat Kerja Wilayah (Rakerwil) di Trawas, Mojokerto, Minggu (14/3/2021).

Badan Semi otonom GP Ansor yang banyak dihuni gawagis dan ulama muda banyak disebut sebagai ‘Pasukan Langit’ penjaga agama dan pembuka mustajabah.

Namun secara tegas ketua MDS Rijalul Ansor Jatim Gus H.M. Nailur Rochman menyebut bahwa selain menjadi ‘Pasukan Langit’ kader Rijalul Ansor juga membumi dengan gerakan ekonomi dan advokasi.

Ada beberapa rumusan strategis yang dihasilkan dalam Rakerwil MDS Rijalul Ansor. Selengkapnya seperti yang ditulis oleh Barometer.com dalam wawancara bersama Gus Amak, Sapaan akrab ketua MDS Rijalul Ansor Jatim sebagai berikut :

Gus Amak, apa sih penekanan Rijalul Ansor Jatim dalam Rakerwil di Trawas kali ini?
Di Rakerwil ini memberikan penekanan, fokus prioritas beberapa program di tujuh bidang. Beberapa program itu ada yang sifatnya dakwah, sosial, ekonomi, kerja sama antarlembaga, dakwah perkotaan, dan juga bidang kaderisasi. Semuanya memiliki fokus programnya masing-masing.

Bagaimana menjalankan program dalam situasi pandemi Covid-19 seperti ini?
Yang kita cari adalah formulanya. Formula bagaimana kita bisa tetap menjalankan program kerja di tengah kondisi yang seperti ini, lha ini kan tantangan tersendiri.
Kondisi masyarakat, ekonomi, sosial, pendidikan, semuanya terganggu. Itu juga memberikan tantangan besar kepada kita, karena itulah lahan dakwah kita, bidang perhatian kita.

Padahal di NU biasanya suka ramai-ramai..
Nah itu juga menjadi problem besar buat kita. Biasanya majelis kita ribuan, bergerombol banyak, lha sekarang harus membatasi diri. Itu butuh kesadaran bersama dari pengurus NU, badan otonom, supaya kita tidak mencederai perjuangan pemerintah dalam menangani pandemi.

Dalam situasi pandemi, sinergi apa yang sudah dilakukan Rijalul Ansor dengan pemerintah?
Di kepengurusan saya yang baru efektif sejak Desember 2020, kami baru tiga bulan secara resmi bertugas. Meski demikian, kami banyak melakukan hal-hal secara internal ke pengurus, kaderisasi.

Untuk program kerja sama dengan pemerintah memang kami terus menjalani penjajakan-penjajakan di tingkat provinsi. Kalau di tingkat daerah, sebagian PC Rijalul Ansor sudah punya hubungan baik, kerja sama baik dengan DPRD, kepala daerah, dinas-dinas terkait.

Nah, tinggal di PW, di kepengurusan kami yang baru ini, bagaimana kemudian bisa meningkatkan ikatan batiniyah yang sama antara kepala daerah di provinsi dengan gerakan kita di NU ini. Ya kita berharap bisa didukung secara optimal dan bisa masuk ke beberapa instansi provinsi.

Dukungan optimal apa yang dibutuhkan Rijalul Ansor dari provinsi?
Termasuk misalnya bagaimana kita bisa mengisi khotbah di masjid-masjid instansi Pemprov. Ini kan harus dimulai, karena setiap lembaga di provinsi punya masjid, siapa yang mengisi khotbah di situ.

Kita juga bekerja sama dengan beberapa pihak pengusaha, termasuk yang memiliki kompleks-kompleks masjid perumahan. Insyaallah kita akan masuk di masjid-masjid perumahan elite di Surabaya, yang bisa jadi mayoritasnya bukan muslim malah, tapi kita akan masuk ke sana dan mengisi kegiatan di masjid sana.

Selain itu, kita juga berharap bisa memiliki kemitraan, partnership dengan salah satu perusahaan atau kita bisa membuka satu amal usaha yang bisa memakmurkan Rijalul Ansor untuk menggerakkan organisasi. Bisa jadi koperasi, aqiqah. Kita akan membuat sistem penyaluran aqiqah, bisa jadi, dan itu menjadi salah satu program kita.

Selama ini belum ada unit terkait perekonomian di Rijalul Ansor Jatim?
Sejauh yang saya tahu belum ada, karena saya juga baru.

Jadi Rijalul Ansor tak melulu mengerjakan urusan langit ya?
Oh ya, itu tugas utamanya, pasukan langit. Tapi kan kita hidup di bumi. Jadi untuk menuju langit kan harus sukses di bumi dulu. Fiddunya hasanah wa fil akhirati hasanah (kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat).

Baik. Rijalul Ansor dihuni para kiai muda pemilik pesantren, di sisi lain Pemprov Jatim memiliki program One Pesantren One Product (OPOP). Anda akan membangun sinergi dengan Pemprov?
Kami akan mencoba komunikasi dengan Ibu Gubernur (Khofifah Indar Parawansa), di ranah mana nanti kami diberi oleh Ibu Gubernur. Kalau nanti kami diberi amanah mengkoordinir OPOP, ya itu juga menjadi bagian yang tak terpisahkan dari Rijalul Ansor karena memang anggotanya kebanyakan pemilik pesantren.

Tapi kan di sisi lain ada juga RMI (Rabithah Ma’ahid Islamiyah) — lembaga NU dengan basis pesantren — atau lembaga-lembaga lain yang mengurusi pesantren. Tinggal nanti kita ketemu dengan beliau, ranah manah yang diamanahkan, kami jalankan sesuai aturan.

Ketua PW GP Ansor Jatim, Gus Syafiq sudah beberapa kali bertemu gubernur, kapan Rijalul Ansor bertemu untuk membangun sinergitas?
Kami secara khusus, Rijalul Ansor belum pernah bertemu gubernur. Tapi dalam beberapa kesempatan kami sudah pernah bertemu, namun demikian kita memang arahnya ke sana. Kita ingin membangun komunikasi dengan gubernur tapi juga tidak mengesampingkan GP Ansor Jatim. Ini induk kami, dan kami harus ada di bawah koordinasi PW GP Ansor.

Jadi komunikasi dengan pihak-pihak pemerintah ini harus sepengetahuan pihak PW GP Ansor, dan ketua PW kami alhamdulillah sangat mendukung pergerakan Rijalul Ansor di Jatim. Kami di-support dan setiap acara-acara begini beliau ikut memikirkan kita. Gus Syafiq ini, alhamdulillah memang perhatian sekali dengan semua anggotanya termasuk kami yang ada di Rijalul Ansor, ya termasuk acara ini (Rakerwil).

Sumber : ansorjatim.or.id